Kamis, 07 April 2016

Bermain layang-layang dengan para penikmat layang-layang. Kurang lebih itulah arti Melayangan dengan Rare angon yang berasal dari bahasa Bali. Rare angon sendiri berarti anak gembala. Konon, kebiasaan bermain layang-layang dilakukan oleh anak-anak gembala di saat senggang sambil menjaga ternak.Bali

The festival
Puluhan layang-layang Bebean yang berbentuk seperti ikan tampak mengudara dengan latar belakang langit biru. Berbagai panji-panji tampak menghiasi sekitar lapangan yang menjadi ajang festival layang-layang di Sanur pada Agustus lalu.
Bagi masyarakat Bali, melayangan bukan hanya sekedar menaikkan layang-layang ke udara. Melayangan merupakan tradisi dan seni yang diturunkan dari leluhur, sekaligus sebagai upaya untuk melestarikan layang-layang tradisional Bali. Jangan salah, layang-layang tradisional Bali yang dimaksud di sini bukanlah layang-layang berbentuk segi empat yang sering kita mainkan semasa kecil dulu. Layang-layang tradisional Bali rata-rata berukuran 5 meter. Bahkan ada layang-layang yang mencapai ukuran 12 meter. Membuat layang-layang dengan ukuran raksasa ini tentunya tidak mudah dan diperlukan keahlian dan ketrampilan untuk membuat layang-layang yang mudah diterbangkan dan stabil selama mengudara.

Satu per satu, layang-layang dengan hiasan kepala naga membumbung tinggi ke udara ditarik oleh 5-8 orang dewasa melalui seutas tali nilon berukuran sekitar 5 mm. Saat itu juga, ekor-ekor dari layang-layang yang panjangnya mencapai 100 m itu berkibar-kibar memamerkan warna-warni merah hitam dan putih di tengah-tengah birunya langit Bali. Itulah Layang-layang Janggan atau biasa disebut layang-layang naga. Salah satu jenis layang-layang tradisional Bali.


Layang-layang tradisional Bali biasanya memiliki bentuk yang bermacam-macam. Selain Janggan, ada dua jenis layang-layang lain yang biasa dilombakan, yaitu Bebean dan Pecukan. Bebean merupakan layang-layang berbentuk seperti ikan (Be dalam bahasa Bali), sedangkan Pecukan yang berbentuk melengkung (Pecuk dalam bahasa Bali) merupakan layang-layang yang memiliki bentuk paling sederhana namun paling sulit dikendalikan.

Pada musim angin sekitar Juli-Agustus, langit-langit di atas Bali sangat ramai dihiasi dengan layang-layang dari berbagai ukuran, bentuk, dan warna. Melayangan tidak mengenal waktu, dari pagi hingga malam, sepanjang angin masih cukup kencang untuk menerbangkan layang-layang. Tidak hanya oleh anak-anak, orang-orang dewasa pun turut bermain layang-layang.

 Dan layang-layang Janggan pun mengudara Panji-panji yang melambangkan identitas dari masing-masing kelompok pemuda yang mengikuti festival layang-layang. Mempersiapkan layang-layang Janggan sambil merapikan posisi ekornya yang sangat panjang.
 Layang-layang Janggan satu per satu mulai mengudara. Tampak barisan pemuda memegang tali layang-layang yang akan ditarik. Menahan layang-layang agar tetap pada posisinya yang stabil Menarik tali layang-layang yang terbuat dari tali nilon.
 Tampak di kejauhan beberapa pemuda sedang meraih layang-layang Pecukan yang diturunkan, sementara tiga orang menahan tali agar layang-layang tetap terkendali saat bergerak turun. Mengarahkan Janggan di atas kerumunan orang yang bersiap-siap menangkap Janggan yang diturunkan. Tidak mudah untuk mengatur posisi Janggan dengan ekornya yang sangat panjang. Menurunkan tali agar layang-layang perlahan bergerak turun
 Menangkap Layang-layang Ramai-ramai menangkap layang-layang Bebean yang diturunkan. Selalu seru dan menegangkan untuk memastikan layang-layang tidak jatuh ke tanah. Menangkap layang-layang Pecukan yang jatuh merupakan salah satu bagian yang paling menegangkan pada saat menurunkan layang-layang. Layang-layang yang tidak tertangkap dengan baik akan jatuh langsung ke tanah dan mengalami kerusakan.
Memang, tradisi bermain layang-layang tradisional saat ini sudah sangat berkembang hingga menjadi daya tarik bagi wisatawan. Berbagai festival layang-layang baik di level lokal maupun internasional diselenggarakan dalam berbagai acara di pantai-pantai di Bali. Festival layang-layang biasanya diikuti oleh berbagai organisasi pemuda dan melibatkan ratusan layang-layang yang siap berkompetisi.

Kriteria penilaian dalam festival layang-layang biasanya berdasarkan pada bentuk, warna, gerakan selama di udara, hingga kemudahan untuk dikendalikan. Tidak jarang dalam setiap festival, ada layang-layang yang sulit dikendalikan hingga menyambar layang-layang yang lain. Sangat menarik dan patut untuk diikuti bukan?!
                                                                                           

          Sumber google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar